Iklan Display
Hari Lingkungan Hidup 2013.
Tema skala world wide yang ditentukan
oleh UNEP (United Nations Environment Programme) adalah
"Think-Eat-Save".
Indonesia menterjemahkan tema tersebut yang disesuaikan dengan program menjadi
"Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi Untuk Selamatkan Lingkungan".
Baik tema "Think-Eat-Save" maupun versi Indonesia-nya, memiliki
tujuan yang sama, didasari oleh kesadaran bahwa pola konsumsi masyarakat dunia
cenderung membuang-buang makanan, yang ternyata hal tersebut menjadi
penyumbang terbesar dampak lingkungan.
Di saat Planet bumi kita berjuang menyediakan sumberdaya
(tanah, air, pangan, energi, dll) untuk mempertahankan 7 miliar
penduduknya, pada saat bersamaan setiap tahunnya 1/3 dari pangan
yang diproduksi di dunia - sekitar 1,3 miliar ton - terbuang dan menjadi
limbah! Fantastis! Inilah ironi dari sebuah peradaban manusia dimana
limbah makanan menjadi salah satu kontributor terbesar dampak lingkungan. Maka
bayangkan ketika planet yang kita tempati ini enggan menyediakan lagi
sumberdayanya. Apa pula yang akan terjadi?
UNEP (United Nation Environment Programme) mengungkap bahwa
dari 1,3 miliar ton limbah makanan tersebut, negara-negara industri
menyumbang limbah makanan sebesar 670 juta ton setiap tahunnya, yang jika
dikonversikan ke dalam nilai uang setara dengan 680 miliar Dolar AS. Adapun
negara-negara berkembang menyumbang limbah makanan sekitar 630 juta ton
setiap tahunnya, atau setara dengan 310 miliar Dolar AS.
Fakta lain, penduduk di negara-negara kaya memiliki
kebiasaan membuang-buang makanan secara berlebihan dengan jumlah mencapai
222 juta ton per tahun. Jumlah tersebut adalah hampir sama dengan produksi
pangan sub-Sahara Afrika dengan total 230 juta ton.
Persoalan Lingkungan memang tidak dapat dilihat
sebagai suatu persoalan yang berdiri sendiri, melainkan sangat terkait dengan
perilaku manusia. Bagaimana dengan anda?
|
Komentar
Posting Komentar